Senin, 12 September 2011

Pusat Hiburan Jadi Tren Pengembang Properti Tarik Konsumen



Jakarta - Slogan 'lokasi, lokasi dan lokasi' para pengembang dalam menjual kawasannya nampaknya mulai bergeser. Tawaran rumah tinggal tidak melulu atas dasar infrastruktur yang memadai dan lokasi strategis.

Adanya pergeseran kriteria baru yang dinginkan oleh masyarakat dalam memilih hunian, yakni adanya pusat hiburan, seiring meningkatnya daya beli akibat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Karena ekonomi membaik menjadikan daya beli masyarakat meningkat dan pemilihan lokasi pun mencari yang ada pusat hiburannya," kata Presiden Direktur PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), Hiramsyah S Thaib
saat berbincang dengan detikFinance di Jakarta, Minggu (11/9/2011).

Ini terlihat pada pengembangan tahap awal residensial Sentul Nirwana, melalui anak usaha perseroan PT Bukit Jonggol Asri (BJA). Pada Sentul Nirwana akan dibangun pusat hiburan, Theme Park dengan total luas 40 hektar. Pada tahap awal Theme park akan berdiri di luas 15 hektar

Selama dua bulan sejak diluncurkan, masyarakat menunjukan antusiasme dan segera melakukan pembelian. "Sudah ada 200 unit yang terjual. Jumlah ini cukup banyak karena baru satu setengah, dua bulan launching," paparnya.

Bakrieland berencana membangun kota satelit baru di selatan Jakarta pada lahan seluas 12 ribu hektar. Bukit Jonggol akan menghabiskan dana investasi Rp 1,2 triliun.

Pada tahap awal akan terbangun kawasan terintegrasi seluas 600 hektar. Di dalamnya akan berdiri residensial sebanyak 400 unit dengan segmen menengah, menengah atas.

Menurut Direktur BJA Marc Dressler, perseroan menawarkan residensial tersebut di harga Rp 250 juta hingga Rp 1 miliar. Terdapat dua kluster awal yang BJA keluarkan, The Atmosphere dan The Breeze.

"Kalau lokasi sudah bagus, infrastruktur akan memadai, maka pusat hiburan yang jadi tambahan," imbuh Hiramsyah.

Sebelumnya, Associate Director Research Advisory, Cushman & Wakefield, Arief Rahardjo menyatakan, adanya pusat hiburan, sekalipun bertaraf internasional tidak langsung menarik masyarakat untuk bertempat tinggal di kota mandiri baru.

"Konsep development yang sukses harus ada kekuatan ekonomi, penciptaan industri. Jika ada pertumbuhan, misalkan saja pabrik maka akan ada yang bekerja. Baru kemudian ada permintaan akan rumah sederhana, seperti di Lippo Cikarang," ucap Arief beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan, pengembangan dengan mengedepankan sarana dan prasarana yang bersifat komersial, tidak menjamin kota tersebut menjadi mandiri. Kekuatan ekonomi tercipta, barulah menciptakan multiplier effect yang berkelanjutan.

Selain penciptaan kekuatan ekonomi, kunci sukses kota mandiri adalah tersedianya infrastruktur yang memandai. Kota mandiri di sekitar Jakarta, seperti Serpong, Bogor, Jonggol ataupun Lido, yang harus tersedia adalah jalan tol atau pun non tol. Ini menjadi pemicu kota mandiri bisa berkembang di masa mendatang.


Sumber : www.inance.detik.com/pusat-hiburan-jadi-tren-pengembang-properti-tarik-konsumen

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar