Kamis, 27 Januari 2011

Pakar: Tiongkok Perlu Waspada Busa Properti

Ekonom Senior Bank Dunia Lin Yifu kemarin ( 25/01 ) di Beijing mengatakan, Tiongkok perlu waspada atas busa properti dan ketidak-adilan distribusi pendapatan.
Dalam seminar yang diadakan di Universitas Peking kemarin, Lin Yifu mengatakan, eskalasi industri dalam negeri Tiongkok mempunyai ruang yang luas, keadaan keuangan pemerintah relatif baik, cadangan valuta asing cukup, maka dia menyatakan keyakinan atas perekonomian Tiongkok. Namun dia menunjukkan pula, Tiongkok perlu meningkatkan kewaspadaan atas perekonomiannya. Sejumlah negara seperti Jepang, Irlandia mengalami kemacatan setelah mengalami pertumbuhan ekonomi selama dua puluh sampai tiga puluh tahun, penyebabnya ialah pemecahan busa properti, dan kemudian berubah menjadi masalah moneter yang serius karena kelemahan pengawasan. Lin Yifu menyinggung pula persoalan kesenjangan pembagian pendapatan. Dikatakannya, ekonomi Tiongkok tumbuh cepat, namun pembagian pendapatan malah memburuk, hal itu diakibatkan masalah sistimatis, misalnya industri monopoli memperoleh laba amat besar berdasarkan sumber yang dimiliki.

[Sumber: 
Ekonom Senior Bank Dunia Lin Yifu kemarin ( 25/01 ) di Beijing mengatakan, Tiongkok perlu waspada atas busa properti dan ketidak-adilan distribusi pendapatan.
Dalam seminar yang diadakan di Universitas Peking kemarin, Lin Yifu mengatakan, eskalasi industri dalam negeri Tiongkok mempunyai ruang yang luas, keadaan keuangan pemerintah relatif baik, cadangan valuta asing cukup, maka dia menyatakan keyakinan atas perekonomian Tiongkok. Namun dia menunjukkan pula, Tiongkok perlu meningkatkan kewaspadaan atas perekonomiannya. Sejumlah negara seperti Jepang, Irlandia mengalami kemacatan setelah mengalami pertumbuhan ekonomi selama dua puluh sampai tiga puluh tahun, penyebabnya ialah pemecahan busa properti, dan kemudian berubah menjadi masalah moneter yang serius karena kelemahan pengawasan. Lin Yifu menyinggung pula persoalan kesenjangan pembagian pendapatan. Dikatakannya, ekonomi Tiongkok tumbuh cepat, namun pembagian pendapatan malah memburuk, hal itu diakibatkan masalah sistimatis, misalnya industri monopoli memperoleh laba amat besar berdasarkan sumber yang dimiliki.

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)

ANZ Rambah Sektor Properti

PT ANZ Panin Bank meluncurkan kredit kepemilikan rumah (KPR) baru dengan mengacu pada suku bunga acuan JIBOR (Jakarta Interbank Offerd Rate). Suku bunga yang dibebankan ke debitur perseroan menjadi JIBOR plus 5%.

Demikian disampaikan Head of Transaction Banking and Secure Lending ANZ, Jacking Widjaja dalam peluncuran ANZ Home Loan di Grand Hyatt, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (26/1/2011).

"Kami menawarkan penetapan suku bunga yang unik, sehingga suku bunga tidak ditetapkan secara sepihak saat sudah memasuki suku bunga mengambang," paparnya.

Dengan suku bunga JIBOR yang berlaku saat ini di level 6,5% maka ditambah 5% maka bunga pinjaman hunian bagi debitur adalah 11,5%.

Namun, saat JIBOR telah disesuaikan selama 3 bulan sekali, menurun maka suku bunga pinjaman dijanjikan akan menurun.

Suku bunga acuan ini berlaku pada tahun kedua atau saat ditetapkan suku bunga mengambang. Sedangkan pada tahun pertama, ANZ menetapkan bunga efektif 8,88%.

Perseroan pun menargetkan dapat mengambil pangsa pasar 1% dari total market share dalam waktu 5 tahun mendatang.

"KPR tumbuhnya besar sekali. Dalam 3 tahun mencapai Rp 182 triliun. Pertumbuhan rata-rata 15% per tahun. Ini adalah peluang pasar," paparnya.

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)

Transaksi Properti Tembus Rp32,8 Triliun

JAKARTA: Realisasi transaksi di seluruh subsektor properti sepanjang tahun lalu diyakini melampaui Rp32,8 triliun, atau naik tipis sekitar 5% - 6% dibandingkan dengan realisasi transaksi pada 2009.

Angka tersebut merupakan hasil perhitungan nilai rata-rata baik yang dibukukan melalui sistem transaksi sewa (lease) maupun hak milik (strata title) tanpa memperhitungkan potensi nilai kumulatif dari pengelolaan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) sepanjang tenor kredit.

Dari total nilai tersebut, sekitar 20,12% atau senilai Rp6,6 triliun di antaranya merupakan nilai transaksi di segmen rumah sejahtera untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Nilai tersebut setara dengan 120.000 unit rumah sejahtera tapak dengan harga jual rata-rata Rp55 juta per unit.

Adapun, sekitar Rp26,3 triliun sisanya merupakan realisasi transaksi di segmen perkantoran, ritel, kondominium, apartemen kelas menengah atas serta perumahan mewah.

Normal 0

Berdasarkan data Coldwell Banker Commercial Indonesia (CBCI)  tentang performa sektor properti pada 2010 yang diolah Bisnis, penyerapan bersih ruang perkantoran sewa di Jakarta baik di lokasi primer (CBD) maupun sekunder mencapai 208.000 m2.

Vice President Research and Consultancy CBCI Dwi Novita Yeni mengatakan harga rata-rata perkantoran sewa di dua lokasi tersebut dapat ditentukan sebesar Rp120.000 per m2 per bulan atau sekitar Rp17,54 miliar per bulan.

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)

Infrastruktur Rindukan Insentif Fiskal

JAKARTA: Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mendorong pemerintah memberikan insentif fiskal berupa insentif perpajakan (tax holiday) dan subsidi bunga di bidang penyelenggaraan konstruksi untuk mendorong pembangunan infrastruktur di Tanah Air.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Infrastruktur, Konstruksi dan Properti Zulkarnain Arief mengatakan pertumbuhan industri konstruksi di Indonesia masih relatif lambat dibandingkan dengan negara lain yang dipicu oleh minimnya daya saing proyek-proyek infrastruktur.

Dia menambahkan tidak adanya insentif perpajakan dan subsidi bunga tersebut membuat proyek-proyek infrastruktur di Indonesia menjadi mahal karena biaya tinggi sehingga tidak mampu menarik minat investor dalam penyelenggaraan investasi.

“Insentif fiskal untuk proyek infrastruktur di Tanah Air masih minim, sehingga proyek-proyek tersebut tidak memiliki daya saing dan tidak menarik bagi investor. Suku bunga kredit di Indonesia relatif tinggi dibandingkan dengan dengan Korea yang memberikan subsidi bungan menjadi 0% untuk tahun pertama pelakasanaan konstruksi,” katanya kepada Bisnis, hari ini.

Selain itu, pemberian insentif perpajakan dan subsidi bunga untuk sektor infrastruktur sangat penting mengingat jenis investasi pada sektor tersebut tingkat pengembaliannya relative lama, dibandingkan dengan investasi pada bidang lain seperti industri manufaktur dan pertanian.

Presiden Direktur PT Adani Global Ganeshan V mengatakan proyek-proyek pada sektor infrastruktur tidak dapat disamakan dengan sektor lainya, karena selain investasinya tinggi, tingkat pengembalian investasinya juga membutuhkan waktu yang cukup lama.

Perusahaan yang saat ini tengah dalam upaya merealisasikan investasi pembangunan rel kereta Tanjung Enim ke Tanjung Carat senilai US$1,65 miliar ini berharap pemerintah dapat memahami kendala yang sering kali menjadi faktor penghambat terealisasinya suatu proyek infrastruktur di negeri ini.

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)

Pengembang Asing Siap Investasi Di Jakarta


JAKARTA: Aktivitas properti  Indonesia, khususnya  di Jakarta pada tahun mendatang berpeluang untuk diramaikan oleh pengembang properti asing baik untuk investasi jangka pendek maupun jangka panjang.

Todd Lauchlan, Country Head Jones Lang LaSalle Indonesia menyatakan tingginya minat investor asing untuk mengembangkan proyek  di Indonesia  sudah terlihat sejak tahun lalu. Investor dari beberapa negara banyak yang sedang melakukan riset dan penjajakan bisnis di Indonesia.

“Sejumlah pengembang dari negara Asia seperti Singapura, Korea, Hongkong, dan Jepang sedang melakukan studi untuk pengembangan proyek baru, khususnya dengan cara bermitra dengan investor lokal,” ujarnya, hari ini.

Dia menambahkan kategori investasi yang dilakukan oleh negara-negara asing tersebut terbagi menjadi tiga kategori, pertama investasi yang dilakukan dalam jangka waktu 3 tahun hingga 5 tahun, kedua investasi yang mencapai sepuluh tahun, dan yang terakhir investasi dengan jangka waktu lebih dari 10 tahun.

Investasi yang lamanya 3 tahun hingga 5 tahun, ungkapnya, lebih kepada private equity atau fund management. Biasanya ini dilakukan oleh investor asing yang ingin mendapatkan keuntungan lebih cepat sehingga mereka mengincar properti dengan strata title.

Adapun untuk investasi jangka panjang ataupun lebih dari 10 tahun mereka lebih memilih untuk menjadi passive partnership yang hanya menanamkan modal saja, tetapi tidak ikut untuk mengembangkan.

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)

Properti di Kawasan Industri Lebih Berkembang

Maraknya investasi asing yang masuk ke Indonesia berhasil mengerek pertumbuhan properti di kawasan industri di wilayah Jabodetabek. Serapan lahan di kawasan industri 2010 lebih tinggi daripada 2009.

Berdasarkan survei Jones Lang LaSalle, penyerapan lahan kawasan industri sepanjang 2010 mencapai sekitar 420 hektar. Padahal, tahun 2009 hanya 160 hektar.
-- Anton Sitorus

Membaiknya sentimen ekonomi dan iklim investasi di dalam negeri tahun 2010 membuat permintaan khususnya dari perusahaan asing yang ingin membangun pabrik semakin gencar.

"Berdasarkan survei Jones Lang LaSalle, penyerapan lahan kawasan industri sepanjang tahun 2010 mencapai sekitar 420 hektar," ujar Kepala Riset Jones Lang La Salle Anton Sitorus. Dibandingkan 2009, serapan properti untuk kawasan industri hanya sebesar 160 hektar.

Menurut Anton, kenaikan permintaan ini juga mampu mengerek tingkat hunian. Pada tahun 2009, tingkat hunian properti di kawasan industri Jabodetabek hanya sekitar 58 persen. Pada tahun 2010, tingkat hunian naik menjadi 65 persen. "Kenaikan tingkat hunian terjadi karena untuk kawasan industri tidak ada kenaikan suplai dibandingkan 2009, sedangkan permintaan terus naik," ujar Anton.

Direktur Utama Jones Lang LaSalle Djodi Trisusanto masih yakin, ke depan pertumbuhan properti di kawasan industri akan semakin tinggi. " Hal itu karena masih ada ekspansi dari China, Korea dan Jepang. Tidak hanya manufaktur, tapi segi logistik juga akan meningkat," ujar Djodi.

Berbeda dengan kawasan industri, pertumbuhan properti di sektor kondominium justru keok. Walaupun total penjualan unit-unit kondominium baru pada tahun 2010 meningkat dibanding 2009, jumlahnya masih lebih rendah ketimbang 2008.

Sepanjang 2010, penjualan kondominium mencapai 3.800 unit. Jumlah ini naik 50 persen dari tahun sebelumnya. Sementara pada tahun 2008, jumlah permintaan kondominium mencapai 6.500 unit.

"Meski turun, permintaan akan terus meningkat ditopang oleh pertumbuhan suku bunga yang stabil dan permintaan dari end-user akan hunian di dalam kota," papar Anton.

Merujuk pada data Jones Lang LaSalle, saat ini total pasokan kondominium sebesar 70.520 unit. Dari jumlah tersebut, sekitar 89 persen sudah terjual. Hingga tahun 2013 akan ada tambahan kondominium sebanyak 25.150 unit. Dari jumlah tambahan itu, sekitar 50 persen sudah dalam status laku terjual. "Masih banyak potensi yang akan tumbuh," ujar Anton.

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)

Pengembang Dukung Area Pedestrian di Jakarta

Sebagai kota metropolitan, Jakarta tidak ramah terhadap pejalan kaki. Jangankan ramah, fasilitas penunjang, seperti area pejalan kaki (pedestrian), bahkan tidak ada. Keinginan menyediakan sarana pedestrian rupanya didukung dan diupayakan oleh pengembang.

Kalau kita melihat, negara lain, seperti Singapura dan Kuala Lumpur, sudah memiliki area pedestrian. Di Jakarta dulu pernah ada di Pasar Baru, tetapi tidak berjalan baik.

"Kalau kita melihat, negara lain, seperti Singapura dan Kuala Lumpur, sudah memiliki area pedestrian. Di Jakarta dulu pernah ada di Pasar Baru, tetapi tidak berjalan baik," kata Artadinata Djangkar, Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Ciputra Properti Tbk yang ditemui di kantornya, Senin (24/1/2011 ).

Sebagai kota besar, kata Artadinata, Jakarta memerlukan jalan yang bagus dan tertata apik. Menurut dia, jawaban keinginan ini ada di Jalan Dokter Satrio, Jakarta Selatan. "Jalan Dokter Satrio dicanangkan Pemerintah DKI Jakarta sebagai pusat belanja dan wisata internasional. Salah satu ciri fisiknya dengan memberikan jalan yang nyaman bagi pejalan kaki," ungkapnya.

Saat ini jalan nyaman untuk pejalan kaki di Jalan Dokter Satrio, kata Artadinata, belum terwujud. Namun, dengan proyeksi lima tahun ke depan, konsep pedestrian di Jalan Dokter Satrio bisa terwujud. Kawasan Jalan Dokter Satrio dirasa lebih enak untuk pejalan kaki dibandingkan kawasan lain, seperti di Sudirman-Thamrin. Salah satu alasannya, jarak antarblok menempel dan nyaman untuk pejalan kaki.

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)

Kota Satelit Jadi Sasaran Pasar Residensial Baru

Kota-kota satelit seperti Bogor, Serpong, Cibubur, Sentul, dan Bekasi menjadi proyek pasar residential baru yang mulai dilirik mulai tahun 2010 dan akan berkembang di tahun 2011.

Pengembang juga mulai melakukan ekspansi dengan meluncurkan klaster dan produk baru di kuartal pertama tahun 2011 ini. Proyek perumahan di kota satelit mulai tumbuh, tentunya ini mengurangi beban Jakarta sebagai pusat kota bisnis.
-- Dwi Novita Yeni

Penyerapan pasar perumahan di tahun 2010, menurut Dwi Novita Yeni, Vice President Research and Consultancy Coldwell Banker Indonesia, tumbuh positif mencapai 23,2 persen dengan jumlah penjualan mencapai 6.671 unit yang ditopang oleh tingkat suku bunga KPR di posisi rendah.

Berdasarkan segmen pasar, pertumbuhan penjualan tertinggi dicatat oleh segmen menengah ke atas dengan harga dari Rp 500 Juta. "Tingginya pertumbuhan segmen menengah atas disebabkan segmen pasar ini relatif stabil terhadap perubahan suku bunga dan memiliki daya beli yang lebih tinggi dibandingkan segmen lainnya," ujar Novi.

Sementara, berdasrkan proporsi, Novi mengatakan penjualan rumah di tahun 2010 masih didominasi segmen menengah bawah dengan kontribusi sebesar 50,6 persen, dan diikuti peningkatan harga jual yang tumbuh sebesar 12,8 persen.

Menurut Novi, tahun 2011 ini, pasar perumahan akan terus mengalami peningkatan dalam dua tahun mendatang. "Pengembang juga mulai melakukan ekspansi dengan meluncurkan klaster dan produk baru di kuartal pertama tahun 2011 ini. Proyek perumahan di kota satelit mulai tumbuh, tentunya ini mengurangi beban Jakarta sebagai pusat kota bisnis," jelas Novi.

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)

Pengembang Properti Asing Kembangkan Bisnis di Indonesia

Membaiknya perekonomian di Indonesia, tidak hanya menarik pertumbuhan permintaan konsumen dan investor dalam negeri. Namun, pengembang asing juga ikut meramaikan pasar properti di Indonesia. Tahun ini, para pengembang properti asing itu semakin gencar melirik pasar di Indonesia.

Sejumlah pengembang dari negara-negara Asia seperti Singapura, Korea, Hongkong dan Jepang mulai melakukan studi dan penjajakan bisnis untuk mengembangkan proyek-proyek baru.
-- Todd Lauchlan

"Tingginya minat investor luar negeri untuk mengembangkan proyek mereka di sini makin terlihat sejak tahun lalu," ujar Country Head Jones Lang LaSalle, Todd Lauchlan. Sejumlah pengembang dari negara-negara Asia seperti Singapura, Korea, Hongkong dan Jepang mulai melakukan studi dan penjajakan bisnis untuk mengembangkan proyek-proyek baru.

Menurut Todd, para pengembang asing itu kebanyakan melakukan mitra dengan investor lokal. "Ini tentunya makin memberikan dampak positif bagi pertumbuhan pasar properti di dalam negeri," kata Todd.

Presiden Direktur Jones Lang LaSalle, Djodi Trisusanto menuturkan, meski banyak pengembang asing yang mulai melirik, namun masih ada ganjalan. Yakni, peraturan tentang kepemilikan asing di properti. "Ini kan belum beres, mestinya pemerintah itu harus memperhatikan hal ini. Karena mereka itu minat terhadap Indonesia," jelas Djodi.

Djodi bilang, rendahnya harga properti di Indonesia membuat banyak pengembang asing melirik investasi di Indonesia. "Harga properti kita itu masih lebih rendah ketimbang dengan Malaysia. Tapi kan asing juga memikirkan faktor lain seperti kenyamanan," kata Djodi.

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)

2011, Pasar Perkantoran Melebar ke Jakarta Barat

Pasar perkantoran di Jakarta akan semakin diminati. Hal ini dilihat dari sumber permintaan yang berasal dari ekspansi usaha dan berdirinya perusahaan-perusahaan baru.

Proyek baru pasar perkantoran di luar CBD untuk 2011 akan berkembang di Jakarta Selatan, tapi juga ke Jakarta Barat, seperti Jalan S Parman, Puri, dan Kebon Jeruk.
-- Tommy Bastaman

Penyerapan bersih ruang perkantoran sewa di Jakarta mencapai 208.000 meter persegi selama 2010, naik dari penyerapan tahun 2009 yang hanya 159.600 meter persegi. Penyerapan ini meningkatkan tingkat hunian 3,3 persen, dari 86,4 persen (2009) menjadi 89,7 persen (2010).

Menurut Tommy Bastamy, Senior Vice President Research and Consultancy Coldwell Banker Indonesia, kepada wartawan dalam rilis kinerja pasar 2010 di kantor Coldwell Banker Indonesia, Jakarta, Selasa (26/1/2011), untuk tahun 2010 pasar perkantoran sewa masih didominasi kawasan CBD. Penyerapannya mencapai 80 persen dari total penyerapan.

"Penyerapan di kawasan non-CBD terkonsentrasi pada proyek-proyek perkantoran di Jakarta Selatan," ujar Tommy.

Sementara untuk perkantoran strata title, di tengah terbatasnya ketersediaan ruang perkantoran yang belum terjual, permintaan tumbuh dengan total penyerapan 61.800 meter persegi. "Transaksi ruang perkantoran strata title tahun 2010 didominasi proyek yang masih dalam tahap konstruksi dan proyek yang baru selesai dikembangkan," ia menjelaskan.

Untuk tahun 2011 kinerja pasar perkantoran diperkirakan terus meningkat, sejalan dengan membaiknya kondisi makroekonomi serta meningkatnya realisasi investasi asing dan domestik. "Proyek baru pasar perkantoran di luar CBD untuk 2011 akan berkembang di Jakarta Selatan, tapi juga ke Jakarta Barat, seperti Jalan S Parman, Puri, dan Kebon Jeruk," kata Tommy.

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)

Kantong BSD Tahun 2011 Makin Tebal

Kantong PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) tahun ini bakal makin tebal. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa mendorong bisnis pengembang kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) ini tumbuh.

Survei Persepsi Pasar Bank Indonesia (BI) yang terbaru menyimpulkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun kelinci ini mencapai 6,4 persen. Ini lebih tinggi ketimbang proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun lalu, yaitu 6 persen.

Analis e-Trading Securities Budhy SM Siallagan menilai, di saat ekonomi tumbuh, permintaan terhadap rumah tinggal akan meningkat. "Tahun ini BSDE bisa bertumbuh di kisaran 10 persen," ujar Budhy.

Analis Majapahit Securities Supriyadi lebih optimistis lagi. Menurut prediksinya, pertumbuhan pendapatan emiten properti ini bisa mencapai 15 persen. BSDE sendiri sudah menargetkan pendapatan dari penjualan unit properti tahun ini meningkat 8,69 persen menjadi Rp 2,5 triliun. Tahun lalu pendapatan BSDE mencapai Rp 2,3 triliun.

Bergantung bunga Analis cukup yakin BSDE bisa mencapai target tersebut. Apalagi, emiten ini masih memiliki lahan cukup luas sehingga bisa lebih leluasa melakukan pengembangan proyek-proyek propertinya. Pascaakuisisi tiga perusahaan properti, total jumlah landbank BSDE naik dari 3.250 hektar menjadi 4.800 hektar.

Namun, perkembangan bisnis BSDE tahun ini bukannya tanpa hambatan. Analis menilai, inflasi menjadi ancaman bagi bisnis properti. Inflasi yang tinggi bisa menyebabkan BI Rate melonjak. Biasanya saat suku bunga acuan tersebut naik, bunga pinjaman perbankan juga bakal cenderung naik. "Dengan demikian beban utang BSDE akan naik," kata Budhy. Kenaikan beban bunga utang tersebut bisa menggerus laba bersih BSDE.

Selain itu, kenaikan BI Rate juga bisa mengerek naik bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Padahal, sebagian besar pembelian rumah masih menggunakan fasilitas kredit.

Survei Persepsi Pasar BI terhadap 100 ekonom menyebutkan, inflasi sepanjang tahun ini akan mencapai 6,5 persen. Inflasi tertinggi akan terjadi pada kuartal pertama 2011 yang bisa mencapai 6,4 persen.

Namun, Budhy menganggap kinerja BSDE masih aman sepanjang BI Rate tidak menembus angka 7,5 persen. "Kalau BI Rate masih di bawah 7,5 persen, penyaluran KPR tidak akan terpengaruh," ujarnya. Apalagi, dia menilai BSDE tidak akan menambah beban utang tahun ini karena sudah memiliki kecukupan dana. Kebutuhan perumahan pun masih tinggi, terutama untuk pasangan muda.

Karena itu, para analis berani memasang rekomendasi beli untuk saham ini. Budhy memasang target harga Rp 900 per saham. Sedikit berbeda, Supriyadi memasang target harga di Rp 1.100 per saham. Sementara Analis CLSA Asia Pacific Sarina Lesmina memperkirakan harga BSDE bisa naik menjadi Rp 1.020 per saham. 

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)