Foto: dok.detikFinance
Dalam survei properti triwulan IV-2011 yang dikutip, Selasa (14/2/2012), BI menyatakan ketiga faktor utama penghambat pertumbuhan bisnis properti adalah:
- Kenaikan harga bahan bangunan
- Tingginya suku bunga KPR (Kredit Pemilikan Rumah)
- Sulitnya perizinan/birokrasi
- Tingginya pajak
Penjualan rumah tipe kecil dan menengah tertinggi berada di Jabodebek dan Banten, sedangkan penjualan rumah tipe besar tertinggi terjadi di Medan. Jika empat masalah ini bisa diatasi, maka pertumbuhan bisnis properti bisa lebih tinggi lagi.
Survei tersebut menyebutkan, berdasarkan lokasi proyek, maka suku bunga tertinggi KPR di Indonesia adalah di Kalimantan Selatan (13,9%), sedangkan suku bunga KPR terendah berada di Jawa Timur (10,49%). Tingkat bunga KPR perbankan khususnya kelompok bank BUMN berkisar antara 9-12%.
KPR memang masih menjadi sumber pembiayaan utama konsumen untuk membeli properti tempat tinggal, dengan persentase sebanyak 77,23%. Kemudian 1,66% konsumen menggunakan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari pemerintah. Lalu 14,13% konsumen membeli properti secara tunai bertahap, dan 8,64% konsumen membeli properti dalam bentuk cash keras.
Sumber : www.finance.detik.com/ini-penghambat-bisnis-properti-di-indonesia
Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar