"Sejak 1998-2004 harga properti flat, karena Indonesia mengalami krisis dan recovery-nya cukup panjang. Di 2005 mulai naik, namun baru tiga tahun terhenti karena krisis global di 2008. Biasanya siklus siklusnya 10 tahunan," ujar Presiden Direktur & CEO PT Bakrieland Development Tbk Hiramsyah S. Thaib, di kantornya, Rasuna Epicentrum, Jakarta, Kamis (4/8/2011) malam.
Kondisi saat ini, lanjut Hiramsyah, jauh berbeda dibandingkan krisis 1998 atau 2008. Sebelumnya masyarakat yang wait and see, saat ini 'haus' akan properti. Kondisi ini semakin didukung oleh perekonomian yang membaik, serta perbankan yang memberikan produk KPR atau KPA menarik.
"Memang harga properti sudah gila-gilaan kenaikannya. Permintaan begitu besar, bahkan beberapa hari terakhir bank ada yang kasih KPR 7,5%. Semuanya itu membuat saham properti bagus," tegasnya.
"Bubble tidak. Masih jauh dan lebih konservatif. Bank berikan kredit jauh lebih konservatif, pembeli juga konservatif. Developer juga selektif. Rasio PDB dengan jumlah KPR di Indonesia baru 3,5%. Singapura sudah 30% lebih. Room untuk properti masih besar," imbuh Hiramsyah.
Masalah bubble sektor properti sebelumnya sempat dikhawatirkan oleh menteri keuangan Agus Martowardojo. Mantan Dirut Bank Mandiri itu menyampaikan, pemerintah menyatakan terus meningkatkan kewaspadaannya mengenai ancaman 'gelembung ekonomi' alias bubble seiring derasnya modal masuk. Salah satu yang diwaspadai yakni sektor properti yang ternyata mengalami sedikit gejolak harga.
Namun sebagian justru menilai kenaikan harga properti yang gila-gilaan akhir-akhir ini hanyalah sekadar trik marketing. Presiden Federation Internationals des Administrateurs de Bien-Conselis Immobiliers (FIABCI) Asia Pasifik, Teguh Satria mengatakan, kenaikan harga properti belakangan ini di Tanah Air masih dalam konteks 'kenaikan' harga riil.
Ia mendeskripsikan, para tim marketing pengembang biasanya melakukan penawaran harga diskon hingga sampai 30% diawal-awal membangun sebuah kawasan. Biasanya harga properti yang didiberikan diskon saat pameran atau peluncuran produk adalah lokasi-lokasi paling belakang dengan jumlah terbatas.
Sumber : www.finance.detik.com//indonesia-jauh-dari-bubble-properti
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar