Ruko (foto: dok. citraindah-ciputra)
Namun, anggapan ini dibantah oleh sejumlah pihak, baik konsultan properti maupun para agen (broker). Lukas Bong, agen properti dari Era Commerce misalnya, mengatakan, kemunculan apartemen SOHO saat ini masih belum bisa menggeser posisi ruko.
"Ruko masih primadona. Permintaannya masih tinggi, pasarnya juga prospektif saat ini," kata Lukas yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) DKI Jakarta saat dihubungi Okezone, di Jakarta, Senin (23/7/2012).
Dia menambahakan, dari segi pengembang, konsep SOHO merupakan solusi dalam menghadapi keterbatasan lahan dan tingginya harga tanah.
"Namun dari sisi konsumen, peminatnya tidak sebanayak ruko. Mengingat SOHO statusnya strata title, sementara ruko satatusnya Hak Guna Bangunan (HGB), sehingga untuk diagunkan ke bank lebih mudah," ujarnya.
Menurut Lukas, selain faktor status kepemilikan, ada tiga hal utama yang mendorong orang Indonesia lebih memilih ruko ketimbang SOHO, di antaranya:
1. Nilai investasi yang cenderung meningkat
2. Ruko bisa dipakai untuk usaha milik pribadi
3. Permintaan (demand) di pasar yang tinggi.
"Sementara untuk SOHO bisa lebih menghemat lahan, karena bisa dibangun 23-24 lantai, sedangkan ruko hanya tiga sampai lima lantai saja. Untuk itu pengembang bisa lebih menghemat lahan dan mengatasi harga tanah yang kian tinggi," pungkasnya.
Menurutnya, ada tiga faktor utama yang mempengaruhi penjualan SOHO, yakni lokasi, konsep dan track record pengembangnya.
Sumber : www.property.okezone.com/6/ruko-masih-primadona
Cari Rumah Dijual Di Bekasi ??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar