Jumat, 24 Februari 2012

Rumah Sehat, Rumah Berjendela

detail berita
(foto: autestin10.blogspot)
BISAKAH Anda bayangkan rumah tanpa jendela? Terasa panas dan gelap tentunya karena udara segar, cahaya, dan panas matahari tidak dapat masuk ke dalam rumah.

Jendela berupa bukaan atau lubang dapat dibuka tutup yang terletak pada dinding dan merupakan tempat sirkulasi udara alami agar penghuni rumah menjadi sehat, sehingga dapat beraktivitas dengan maksimal.

Jendela begitu penting pada bangunan, agar udara segar, panas matahari, dan cahaya alami dapat masuk ke dalam rumah. Semakin besar bukaan pada dinding, maka semakin banyak pula udara segar dan cahaya matahari dapat masuk.

Membuka dinding dengan membuat lubang, perlu pendekatan pada kebutuhan. Bukan berarti membuka sebesar-besarnya merupakan hal yang bijaksana. Udara segar dan cahaya matahari diperkenankan masuk sebanyak-banyaknya, tapi tidak dengan panas matahari.

Panas matahari yang masuk ke dalam rumah dan melebihi dari standar kenyamanan manusia, membuat manusia menjadi tidak nyaman untuk beraktivitas. Meskipun demikian panas matahari tetap diperlukan bagi tubuh.

Sebaiknya panas matahari dapat dihalau dengan membuat kanopi atap atau tritisan yang cukup panjang, kira-kira satu meter. Selain untuk menghalau panas matahari, kanopi ini juga melindungi kusen dari panas dan hujan. Kanopi yang panjang juga merupakan salah satu ciri dari rumah tropis.

Jendela dibuat sesuai dengan fungsi ruang dan kebutuhan. Ada ruangan yang hanya membutuhkan cahaya matahari saja tetapi ada juga ruangan yang membutuhkan udara segar dan cahaya matahari.

Jendela Mati
Istilah jendela mati digunakan untuk ruangan yang hanya membutuhkan cahaya matahari saja. Artinya udara segar dari luar bangunan tidak dapat masuk ke dalam ruangan. Jendela jenis ini berupa kaca yang dipasang pada kusen atau dapat juga tidak menggunakan kusen.

Hal ini dapat digunakan pada ruang yang sudah memiliki jendela hidup cukup banyak tetapi ingin memaksimalkan view dan cahaya dari salah satu sisi ruang.
 
Jika ruangan membutuhkan udara segar saja, tanpa cahaya matahari, maka dapat menggunakan material yang tidak transparan dan membuat lubang lubang pada material tersebut. Contohnya dapat membuat jendela krepyak kayu.
 
Semakin luas kaca tanpa bingkai yang dibutuhkan, maka semakin tebal kaca. Menggunakan kaca yang tipis pada bidang yang luas, mengakibatkan kaca mudah pecah.

Pemasangan kaca pada jendela tanpa frame atau bingkai atau kusen bisa memberi kesan lapang pada ruang. Kaca bisa diletakkan pada dinding dan ditutup menggunakan kayu tipis supaya kaca tidak lepas, selanjutnya dilapis menggunakan perekat kaca. Perekat ini bertujuan mengurangi getaran pada kaca yang bisa membuat pecah.  

Jendela mati dapat juga menggunakan kusen sebagai bingkai. Jadi kaca tidak langsung menyentuh dinding, tetapi berpegang pada kusen. Kusen saat ini tersedia dari berbagai material, seperti kayu, alumunium, fiber, dan lainnya. Kusen dibuat berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhan.

Kaca ditempelkan pada kusen kayu kemudian dikunci menggunakan kayu tipis sepanjang keliling tepi kaca. Penggunaan ketebalan kaca yang tipis akan mudah kaca bergetar bila ada getaran didekatnya. 

Jendela Hidup
Jendela hidup bukan jendela yang dapat berjalan, tetapi jendela yang dapat dibuka tutup. Jendela hidup ada yang digunakan untuk sirkulasi udara saja tanpa cahaya matahari masuk ke dalam ruang.

Anda dapat menggunakan jendela krepyak yang dapat dibuka tutup. Jendela jenis ini mirip sistem jendela nako. Krepyak kayu dibuka tutup dan dikunci menggunakan pasak kayu.

Sistem nako, pada tahun 1970-an banyak digunakan pada rumah tinggal. Kaca disusun secara horizontal yang dipasang bingkai pada tepinya dan dapat diatur naik turun menggunakan tuas.

Jendela hidup menggunakan kusen sebagai pemegang daun jendela yang dapat digerakkan menggunakan engsel secara buka dan tutup. Ukuran kusen juga bervariasi, tergantung dari kebutuhan. Tebal kusen kayu disesuaikan dengan ketebalan dinding.

Disesuaikan dengan Letaknya
Jendela biasanya diletakkan di tengah bidang dinding. Tapi memungkinkan pula jendela diletakkan dipojok bangunan. Karena sangat berisiko bila jendela pojok ini dapat dibuka tutup, maka biasanya berupa jendela mati dari kaca. Hal ini memungkinkan memasukkan cahaya matahari dari dua sisi.

Jendela bila dibuka, udara segar dan cahaya matahari dapat leluasa masuk ke dalam ruang, maka jendela sebaiknya jendela tersebut dapat dibuka tutup dengan baik. Untuk itu, jangan ada  perabot yang menghalangi beroperasinya jendela tersebut. Untuk itu letak serta ukuran jendela pun perlu direncanakan. Bukan berarti jendela langsung diletakkan di tengah bidang dinding, bisa saja jendela terlihat tidak simetris terhadap bidang dinding, karena penempatan perabot di dalam ruang.

Ruangan yang mungil, memaksa perletakkan perabot mengisi di setiap sisi dindingnya. Salah satu solusi adalah gunakan jendela yang agak tinggi, sehingga dinding bawah jendela masih dapat digunakan untuk meletakkan perabot seperti kursi atau tempat tidur.

Penggunaan jendela pun dapat vertikal atau horisontal. Sekarang bukan hal aneh lagi bila jendela memiliki tinggi 60 cm tetapi memanjang sepanjang dinding. Sebenarnya ini bukan sekedar gaya dari arsiteknya tapi lebih pada kebutuhan. Ruangan tersebut membutuhkan luas jendela cukup besar tetapi aktivitas di dalamnya yang tidak memungkinkan terlihat dari luar bangunan jika menggunakan jendela secara vertikal.

Penggunaan bentuk jendela tidak lepas dari estetika tampak bangunan. Bangunan yang terlihat panjang akan lebih baik bila diseimbangkan dengan bentuk-bentuk jendela vertikal. Begitu pula sebaliknya bangunan yang terlihat menjulang maka dapat menggunakan bidang kaca horizontal.


Sumber : www.property.okezone.com/rumah-sehat-rumah-berjendela

Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar