Kamis, 02 Februari 2012

Menilik Sejarah Gaya East meet West

detail berita
Foto: The Gangsa Sanur Bali
JAKARTA - Perpaduan desain berkonsep East (Timur) dan West (Barat) masih menjadi idola saat ini. Meski tren gaya minimalis tetap digandrungi masyarakat kota besar, gaya East meet West masih mendapat tempat khusus yang tak lekang dimakan waktu. Kolaborasi ini mampu menciptakan rumah yang tidak hanya cantik, juga kaya.

Jika ditilik lebih jauh, memang banyak dipengaruhi oleh pemilihan ornamen yang terdapat pada hunian. Ornamen atau biasa disebut sculpture juga merupakan objek arsitektur.

"Salah satu contoh yang mudah ditemui namun sering tidak terlihat dan disadari masyarakat adalah rumah dengan konsep arsitektur budaya Betawi, " kata arseitek Andry Hermawan.

Menurut sejarahnya, Andry menyebutkan, gaya desain ini telah diaplikasikan sejak lama.Terjadi karena pengaruh pergerakan modernisme Eropa, art nouveau, art deco, dan gaya ekspresionis yang hadir di negara-negara Timur dan kemudian tumbuh berkembang pengaruhnya sejalan dengan budaya tradisional negara Timur. Karena didominasi desain ornamen, arsitektur ini dikenal dengan konsep vernakular.

Gaya ini terbentuk dari proses yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan, dan kebudayaan di tempat asalnya sehingga sikap bentuknya akan mengakar. Vernakular sendiri berasal dari kata vernacullus yang berarti lokal, pribumi.

Arsitektur vernakular dianggap sebagai sebuah solusi bagi kerinduan manusia modern terhadap nuansa unsur tradisional, namun dikonsep dengan berbagai material, cara, dan elemen yang lebih canggih dan modern. Konsep ini sudah dikenal masyarakat dunia sejak 1960-an, tapi saat itu masih dianggap sebelah mata dan tidak dilirik.

Konsep vernakular terbagi dalam dua jenis, yaitu vernakular asli dan terapan. Arsitektur vernakular asli merupakan hasil buah pikiran dari satu orang atau masyarakat dengan kultur dan budaya yang murni. Adapun vernakular terapan merupakan hasil dari pengaruh kebudayaan lain.

"Jadi, secara eksterior bangunan, dengan sinergi East meet West, bangunan menjadi landmark dan ikon yang langsung menciptakan interpretasi atas budaya yang digunakan," papar Andry.

Andry mengatakan, selain ornamen, elemen lain yang tersentuh oleh konsep ini adalah tata ruang. Banyak konsep tata ruang yang dapat digunakan. Mudahnya, bisa dilihat pada konsep rumah bergaya Betawi. Atau kalau mau agak modern, dapat mencontek ide dari bangunan-bangunan di Macau. Konsep East meet West, menurut Andry, bisa berkembang banyak sekali.

Contoh pada rumah masa kini, misalnya, dengan desain rumah minimalis atau bahkan bergaya Victorian berpadu dengan tata ruang menggunakan konsep feng shui. "Hal sederhana ini saja sudah mencerminkan konsep East meet West," sebutnya.


Sumber : www.property.okezone.com/menilik-sejarah-gaya-east-meet-west

Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar