Senin, 30 Mei 2011

Pengembang Properti Diminta Hindari "Bubble"





SURABAYA,Menteri Perumahan Rakyat, Suharso Monoarfa mengimbau para pengembang properti di Tanah Air menghindari kondisi "buble economic" karena dapat mempengaruhi kian tingginya laju inflasi nasional.

"Kondisi 'buble economic' yang bermuara pada krisis ekonomi global pada umumnya disebabkan oleh bisnis properti, seperti yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2008," katanya, di sela-sela 'Expo Properti 2011' di Surabaya, Sabtu.

Alasan lain munculnya "buble economic", ungkap dia, dipicu masih adanya anggapan pasar perumahan, terutama masyarakat kelas menengah atas yang gemar membeli rumah dengan harga tinggi.  "Kebiasaan itu mayoritas dilatarbelakangi agar dinilai memiliki prestise lebih tinggi," ujarnya. Padahal, rinci dia, dengan membeli harga rumah yang sangat tinggi dibandingkan dengan harga rumah normal di pasar, dapat menimbulkan angka inflasi kian membesar.

"Untuk itu, beberapa waktu lalu kami diminta Bank Indonesia supaya pengembang mengerem harga jual produk propertinya bagi kalangan menengah ke atas agar tidak terlampau tinggi," katanya.

Ia mengaku, dalam mengembangkan bisnis properti para pengembang di Tanah Air diperbolehkan mengambil untung. "Akan tetapi jangan terlalu besar dan seolah mengabaikan kalangan menengah ke bawah yang juga memiliki kebutuhan terhadap tempat tinggal," katanya.

Apalagi, tambah dia, sampai sekarang angka kebutuhan rumah di Indonesia masih sangat besar atau sekitar 8.000.000 unit rumah. Sementara, pencapaian Produk Domestik Bruto (PDB) 2010 sekitar Rp7.000,00 triliun untuk harga berlaku.

"Dari jumlah tersebut, Jatim menyumbang 15 persennya. Jika perekonomian Jatim selama tiga tahun mendatang bisa tumbuh mencapai tujuh persen hingga delapan persen, kami yakin perekonomian provinsi itu mengalahkan Jakarta," katanya.

Kalau kondisi tersebut terjadi, ia optimistis, sektor properti di Jatim semakin berkembang dan memajukan sektor lainnya. Bahkan, pada periode itu pemerintah wajib bisa menyediakan properti bagi masyarakat kalangan menengah bawah. "Apalagi, mereka ikut menyumbang penjualan properti dan ekonomi nasional," katanya.

Mengenai upaya percepatan pembangunan perumahan sekaligus mengurangi angka kebutuhan rumah masyarakat kelas menengah ke bawah, lanjut dia, Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) siap merealisasi program bangun bantu satu juta unit rumah hingga tahun 2014.

"Rumah tersebut sengaja membidik kalangan menengah ke bawah, mengingat harga rumah yang ditawarkan sangat murah atau Rp25 jutaan per unit. Harga jualnya memang terjangkau karena kami memberikan subsidi khusus," katanya.


Sumber : www.properti.kompas.com/Pengembang.Properti.Diminta.Hindari.Bubble.

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar