Selasa, 20 September 2011

Harga Perumahan Baru di Cina Naik

http://rongli.asia/news/images/news/juni/china-housing_1814311b.jpg

Jakarta
- Shanghai - Upaya pemerintah Cina mendinginkan pasar melalui pembayaran hipotek yang dijaminkan diperkirakan bakal terhambat. Sejak Agustus kemarin harga perumahan baru di 70 kota di negeri tirai bambu itu naik untuk pertamakalinya dalam setahun.

Biro Statistik Cina mencatat harga rumah di Beijing naik 1,9 persen dari tahun lalu, sementara di Shanghai, pusat keuangan negara itu, meningkat 2,8 persen. Kenaikan bertahap terjadi sejak Juli lalu.

Langkah-langkah Cina untuk mengendalikan pasar properti berada pada tahap kritis. Negara saat ini dihadapkan pada upaya membatasi kenaikan harga di kota-kota yang tergolong miskin, setelah membatasi pembelian rumah oleh keluarga di daerah metropolitan termasuk Beijing dan Shanghai.

Perdana Menteri Wen Jiabao awal bulan ini mengatakan hanya dua kota yang menjalankan instruksi pemerintah untuk membatasi penjualan perumahan. Penjualan tanah oleh pemerintah daerah untuk membayar utang meningkat.

"Harga aset di kota-kota ke dua dan ketiga Cina masih meningkat pesat, sepertinya pemerintah daerah enggan untuk menempatkan kebijakan yang lebih ketat," kata Liu Li-Gang, Ekonom Australia & Selandia Baru Banking Group Ltd yang berbasis di Hong Kong.

"Terutama beberapa kota bagian barat dan tengah menghadapi tekanan besar untuk membayar utang, sedangkan pendapatan utama mereka berasal dari penjualan tanah,".

Kemarin, penjualan saham properti di Shanghai Composite Index turun 2,8 persen pada penutupan perdagangan, terendah dalam 14 bulan. Nilai saham Cina Vanke Co, pengembang terbesar di Cina anjlok 3,5 persen menjadi 7,78 yuan, terendah dalam hampir empat bulan, dan Poly Real Estate Group Co turun 5,3 persen menjadi 10,27 yuan.

Dari 70 kota, 16 dilaporkan mengalami penurunan sejak Juli, dan 31 lainnya tidak berubah dari bulan sebelumnya.

Perusahaan properti terbesar di cina melaporkan penjualan selama Agustus kemarin mengalami penurunan yang cukup tajam. Penjualan Cina Vanke turun 13 persen dari tahun sebelumnya, sementara Poly Real Estate, pengembang terbesar kedua yang terdaftar, membukukan penurunan 12 persen.

"Pemerintah sepertinya hampir berhasil menjinakkan harga properti," kata Wee Liat Lee, seorang analis di Samsung Securities.

Sumber : www.tempointeraktif.com/

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar