Rabu, 28 September 2011

Pasar Gemuk, Bisnis 'Apartemen' Super Murah Malah Mandeg




Jakarta - Pemerintah mengakui minat pengembang properti membangun rumah susun milik (rusunami) atau bisa dibilang apartemen sangat murah di bawah Rp 144 juta terus menurun. Selain keuntungan yang kurang menjanjikan, pengembangan rusunami jenis ini banyak terkendala perizinan di pemda.

Deputi Perumahan Formal Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) Pangihutan Marpaung mengatakan segmen pasar rusunami kelas bawah cukup besar. Ia mengilustrasikan setidaknya di kawasan perkotaan di Indonesia masih terdapat 50% backlog atau kekurangan rumah, dari jumlah itu sebanyak 60% adalah pasar rusunami seharga Rp 144 juta ke bawah.

"Sekarang memang berkurang terutama yang high rise (rusunami di atas lima lantai), tetapi yang ada hanya sampai lima lantai, itu masih ada tetapi memang berada di lokasi tak strategis," jelas Pangihutan kepada detikFinance, Rabu (28/9/2011).

Ia mencontohkan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) masih membangun jenis rusunami kelas ini. Misalnya di Cakung ada dua tower yang dijual bisa di bawah Rp 144 juta dengan bantuan prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) dari kementeriannya.

Sayangnya saat ini para pengembang ramai-ramai lebih menyasar bisnis rusunami atau apartemen kelas menengah dengan harga Rp 200-250 juta per unit. Ia mengakui untuk apartemen murah di bawah Rp 144 juta untuk dibangun secara high rise atau di atas lima lantai masih sulit karena tak akan mampu mengejar biaya kontruksinya per meter persegi.

Pangihutan menambahkan saat ini kementerian keuangan baru membebaskan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap rusunami seharga di bawah Rp 144 juta dan rumah tapak hingga rentang harga Rp 77 juta per unit. Untuk bisa menggairahkan pengembangan segmen ini, maka pengembang meminta agar rusunami dengan harga hingga Rp 180-190 juta pun tak kena PPN.

"Masalahnya di Kementerian Keuangan memang agak alot pembahasannya," katanya.

Ia meminta perlu adanya dukungan dari Kementerian Keuangan dan pemerintah daerah untuk mengembangkan segmen rusunami di kelas ini. Mengingat orientasi pengembang saat ini lebih banyak mengincar segmen menengah ke atas dengan keuntungan yang lebih menggiurkan.

"Kunci utamanya adalah soal perizinan di pemda ada retribusi resmi, tetapi tak tak resminya lebih banyak. Di daerah rekomendasi banyak mulai dari kebersihan, perhubungan, kebersihan, kepolisian, binamarga," katanya.

Sumber : www.finance.detik.com/pasar-gemuk-bisnis-apartemen-super-murah-malah-mandeg

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar