Jumat, 15 April 2011

Pengembangan Kawasan Properti di Surabaya Bergeser ke Barat



         SURABAYA, Pengembangan kawasan properti, terutama kelas menengah atas, di kota Surabaya bergeser ke wilayah barat. Hal ini terlihat dari makin banyaknya pengembang besar yang membangun di Surabaya Barat, termasuk pengembang Grup Ciputra.


"Surabaya barat paling berkembang di kota Surabaya saat ini. Kawasan timur dan utara tak bisa dikembangkan lagi karena arahnya ke laut. Yang masih terus dikembangkan adalah wilayah barat."
-- Harun Hajadi--

“Surabaya barat paling berkembang di kota Surabaya saat ini. Kawasan timur dan utara tak bisa dikembangkan lagi karena arahnya ke laut. Yang masih terus dikembangkan adalah wilayah barat,” kata Managing Director Grup Ciputra, Harun Hajadi di Surabaya, hari Kamis (14/4/11)
Menurut Harun, Jalan Mayjen Sungkono adalah jalan terpenting yang menghubungkan pusat bisnis dan kawasan hunian di Surabaya Barat. Pengembang Ciputra misalnya, membangun perumahan skala besar, CitraLand.

Catatan Kompas menunjukkan, pengembang besar lainnya yang membangun perumahan di Surabaya Barat adalah Intiland (Graha Famili), Bukit Darmo, Pakuwon, Sinarmas.

Menurut Harun, tahun 1993 lalu, ia mengembangkan Mal Ciputra di sana. “Jalan Mayjen Sungkono sepi sekali. Tapi waktu itu saya percaya wilayah properti akan berkembang ke arah barat. Dan untuk mewujudkan Ciputra World Surabaya, kami menggandeng mitra, yang salah satunya adalah Wenas Panwell, pemilik tanah ini,” ungkapnya.

Harun menambahkan, saat ini kompleks gaya hidup sudah beralih ke Surabaya Barat. “Ibaratnya kalau Jakarta, kawasan Thamrin pindah ke Jakarta Selatan. Nah, di Surabaya, pusat gaya hidup pindah ke Surabaya Barat, terutama Jalan Mayjen Sungkono,” katanya memberikan analogi.

Direktur Grup Ciputra Sutoto Yakobus mengatakan, selain membangun mal, Grup Ciputra juga membangun dua menara apartemen di sana. “Sampai April 2011, dari 413 unit, sudah terjual 80 persen. Harga apartemen di kawasan Jalan Mayjen Sungkono ini setiap tahun naik 15-20 persen,” jelas Sutoto.

Pada akhir tahun 2007, harga apartemen di CWS mulai dari Rp 8 juta/m2, sekarang April 2011 harganya sudah Rp 12 juta per m2.

Harun Hajadi menambahkan, di Surabaya, tinggal di apartemen memang masih sesuatu yang baru.
“Orang Surabaya belum terbiasa tinggal di apartemen seperti di Jakarta. Tetapi melihat tren orang membutuhkan kenyamanan, akan banyak orang memilih tinggal di apartemen karena lebih simpel, terbebas dari kemacetan lalu lintas. Tinggal di apartemen di Surabaya akan menjadi tren baru. Dan yang kami bangun di Ciputra World Surabaya, bukan sekadar apartemen, tapi apartemen yang dilengkapi mal, hotel,” katanya. (Robert Adhi Kusumaputra)

Sumber : www.properti.kompas.com/Pengembangan.Kawasan.Properti.di.Surabaya.Bergeser.ke.Barat.
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar