Jumat, 17 Juni 2011

Waspada! Gelembung Harga Properti Ada Tanda-tanda Membesar




Jakarta - Kenaikan harga properti selama 6 bulan terakhir 2011 diluar dari ekspektasi berbagai pihak. Kenaikan harga yang bisa melambung sampai 30% ini diduga karena tingginya minat investor membenamkan investasi di sektor ini.

CEO Leads Property Hendra Hartono mengatakan jika tren kenaikan ini terus berlanjut dikhawatirkan harga properti bisa tak terkendali. Dampaknya, para pembeli non investor atau konsumen rill justru yang terkena imbasnya karena harga properti kian tak terjangkau.

Hendra mengatakan selama ini investor umumnya telah memiliki unit properti lebih dari satu unit. Investor hanya mengejar gain tanpa menempati properti yang dia miliki. Disisi lain konsumen riil yang sangat butuh justru makin sulit menjangkau harga rumah yang terus menggelembung.

"Kalau kenaikan sampai terus 30%, apakah semua orang mampu membeli kalau semua naik, nanti nggak kebeli lagi," katanya saat dihubungi detikFinance, Kamis (16/6/2011).

Ia mencontohkan, di segmen residensial atau hunian ada tren harga rumah semakin tinggi khususnya untuk segmen menengah ke bawah. Jika dibiarkan maka ukuran rumah akan terus mengecil untuk mengejar keterjangkauaan pasar.

"Yang menjadi pertanyaan apakah ini betul-betul riil user atau pemakai, lama-lama harga properti bisa tak terjangkau," katanya.

Hendra mengharapkan peran pemerintah untuk bisa mengontrol kenaikan harga properti khususnya rumah. Hal ini penting karena pembeli pengguna atau non investor bisa menjangkau harga rumah.

"Kalau naik terus pemerintah tak mengambi bagian, ada yang punya rumah sampai 5, tapi yang betul-betul buruh rumah tak bisa beli," ujarnya.

Ketua Umum Real Estate Indonesia Setyo Maharso mengakui selama 2011 ini harga properti menunjukan tren kenaikan. Hal itu disebabkan karena tingginya permintaan.

Sementara berkurangnya pasokan rusunami membuat permintaan properti terutama hunian lain diluar rusunami kian tinggi. Hal ini lah yang membuat harga properti kian melaju mengikuti pasar.

Mengenai adanya kekhawatiran jika para konsumen pengguna yang memiliki modal pas-pasan tak mampu mengikuti kenaikan harga rumah, Setyo menjamin pihaknya telah menyiapkan hunian untuk rumah sederhana di 2011 sebanyak 120.000 unit rumah.

"Kenaikan ini karena hukum pasar dan daya beli," katanya.

Setyo juga mengakui para pembeli investor umumnya banyak membeli dengan cara tunai atau cash. Selama 2011 ini tren pembelian properti secara tunai menunjukan tren bertambah meski secara umum porsi pembelian KPR/KTA masih berkisar 60-70% dan sisanya secara tunai 30-40%.

Sumber :  www.detikfinance.com/waspada-gelembung-harga-properti-ada-tanda-tanda-membesar

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar