Senin, 30 April 2012

Rusun di atas Rel Kereta Perlu Kajian Mendalam



JAKARTA, Rencana pemerintah membangun rumah susun di atas rel kereta api dipandang sebagai terobosan baru. Namun, gagasan ini perlu didukung kajian secara mendalam.

"Melihat angka backlog perumahan yang tinggi, gagasan ini menjadi sebuah terobosan baik. Namun, tidak sesederhana itu karena perlu kajian mendalam mengenai sisi keamanan serta kenyamanan masyarakat," kata anggota Komisi V DPR RI, Hetifah Sjaifudian, kepada Kompas.com di Jakarta, Jumat (27/4/2012).

Planolog lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mengatakan, kajian mendalam terkait rumah susun di atas rel kereta api ini berkaitan dengan standar konstruksi bangunan.

"Bagaimana meminimalkan getaran suara karena pergerakan kereta, bagaimana kekuatan bangunannya sehingga masyarakat yang tinggal tetap aman dan nyaman," ujarnya.

Meskipun memberikan apresiasi terhadap rencana ini, Hetifah mempertanyakan apakah pembangunan rusun di atas rel kereta ini sebagai satu-satunya alternatif.

"Pengkajian juga meliputi hal ini, apakah benar sudah tidak ada tanah lagi sehingga membangun rumah untuk MBR di atas rel kereta? "lanjut Hetifah.

Karena itu, pemerintah diminta lebih serius mengupayakan pemenuhan rumah bagi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah. Menurut dia, jangan sampai karena jargon rumah murah, faktor keamanan dan kenyamanan lantas terlupakan.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz mengaku serius akan membangun rumah susun di atas rel kereta api. Rencana ini telah dibicarakan dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan salah satu tujuannya mengatasi permasalahan rumah liar di sepanjang rel kereta api.

Rencananya, rusun di atas rel kereta api ini akan bersifat milik dan sewa. Rumah sejahtera susun milik nantinya diperuntukkan untuk karyawan PT KAI, sementara rusun sewa diperuntukkan para penghuni liar yang sebelumnya bermukim di sepanjang rel kereta api.

Mengenai harga, Djan Faridz mengatakan, untuk rumah sejatera susun milik direncanakan Rp 6 juta per meter persegi. Untuk rumah susun sewa berkisar Rp 100.000 - Rp 200.000 per bulan. Saat ini, lanjutnya, Kemenpera tengah menggodok rencana pembangunan rusun di atas rel kereta api bersama Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, dan PT. KAI. Ia mengatakan, dalam kerjasama ini mekanisme tanah tidak akan dilepas sehingga hak guna bangunan di atas hak pemilik lahan.


Sumber : www.properti.kompas.com/Rusun.di.atas.Rel.Kereta.Perlu.Kajian.Mendalam

Cari rumah Propertykita ahlinya...!!

Cari rumah dijual  yang asri aman nyaman dan siap huni..??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar