Jumat, 23 Desember 2011

Barang Bekas, Solusi Menerapkan Konsep "Green"




JAKARTA,Desainer interior Lea Aviliani Aziz mengakui, konsep "green" dalam hunian saat ini masih sulit diterapkan. Menurutnya, penyebabnya adalah letak geografis Indonesia sebagai negara kepulauan serta material pembuatnya yang masih impor.

"Syarat untuk green itu bukan hanya sekedar produknya ramah lingkungan, tapi jarak atau carbon print-nya harus dihitung. Sementara Indonesia adalah negara kepulauan, jaraknya sudah berapa kilometer sendiri," katanya di acara penghargaan Annual Design Award Tahun ke-6 Majalah Skala +, di Jakarta, Rabu (21/12/2011).

Wakil ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) ini mengatakan, produk hunian hijau juga masih mengandalkan produksi impor sehingga penerapannya belum bisa 100 persen.

"Untuk menyiasati, sebenarnya sangat baik jika masyarakat bisa lebih cerdik dengan memanfaatkan barang-barang bekas di sekitarnya," jelasnya.

Memanfaatkan barang-barang bekas, lanjut Lea, dapat membantu mewujudkan konsep hunian hijau. Juri dalam Annual Design Award Skala + ini mengatakan, saat ini para arsitektur dan desainer interior mulai menerapkan konsep tersebut.

"Dari 70 karya yang dipresentasikan, susah sekali memilih menjadi 17 karya terbaik. Dari semuanya, 30 persen sudah memenuhi syarat inspirative design idea, innovative, advance technological building material, strong influence of design, ecologically sound, dan redefining lifestyle," kata Lea.

Dari ajang ini, kategori desain interior rumah tinggal juara pertama diberikan kepada Sita Kamaratih dari Casasola Design untuk karyanya Vila Mega Indah, sementara kategori desain arsitektur rumah tinggal juara pertama diberikan kepada Ario Danar Andito, Harun Wicaksono, dan Joffi Febriando dari Parametr Architecture untuk karyanya Cage House.



Sumber : www.properti.kompas.com/Barang.Bekas.Solusi.Menerapkan.Konsep.Green.

Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar