Selasa, 27 Desember 2011

Refleksi Arsitektur Rumah Tua untuk Rumah Masa Kini

detail berita

ARSITEKTUR rumah tua, tidak hanya lekat dengan sejarah yang mengiringinya. Tidak hanya mementingkan unsur fungsional pada satu bangunan rumah, bangunan kuno pun selalu menilik aspek kearsitekturan secara sosial.

Contohnya saja ketika Managing Director Mitra Bangun Sekawan Rita Laskmitasari mengunjungi salah satu bangunan jadul ketika berlibur ke rumah neneknya. Dia menuliskan bagaimana arsitektur kuno bisa menjadi insprirasi untuk rumah masa kini. Simak kisahnya berikut ini:

Indahnya berlibur ke rumah nenek, ternyata tidak hanya milik anak-anak saja. Saya, sudah setua ini, (tapi selalu merasa muda), masih rindu berlibur ke rumah nenek. Meskipun sekarang nenek saya sudah meninggal dan rumah sudah dijual.

Alih-alih membandingkan antara rumah nenek dan rumah saya sekarang, ternyata ada beberapa yang boleh jadi dapat dijadikan pelajaran.

Rumah nenek saya, terletak di kota Surabaya, kota yang sejak saya kecil sampai sekarang terasa panas (memang begitu adanya).

Meskipun tidak terletak di kawasan elit, tapi kami senang bila berlibur ke rumah nenek. Rumah tua yang sederhana ternyata sarat dengan pesan arsitektur. Banyak pembelajaran yang dapat dipetik pada desain rumah tua itu.

Sesuai dengan slogan dan ajakan untuk hemat energi dan membuat bumi ini menjadi hijau, tidak ada salahnya kita dapat merefleksikan kembali desain rumah tersebut.

Beranda Sebagai Fungsi Sosial dan Ruang Transisi

Sama seperti rumah pada masanya, rumah ini memiliki beranda yang cukup luas dan berpagar setengah dinding kira-kira setinggi 60 cm, sebagai pembatas. Bagian atas dari pembatas ini, dibuat agak lebar, untuk tempat duduk bagi kami.

Dinding pembatas ini ditutupi oleh material yang sederhana tapi cukup tahan lama, yaitu ubin.

Biasanya di beranda ini, nenek dan kakek duduk sore di sepasang kursi dan sebuah meja yang berisi kudapan dan secangkir teh hangat di sore hari. Mereka menikmati sore sambil menyapa tetangga yang melintas di depan rumah mereka.

Kalau kami beda lagi, pada saat itu fungsi beranda untuk menunggu jajanan favorit kami lewat, tahu bakso, dan lontong kupang. Ternyata fungsi beranda depan selain sebagai ruang transisi antara ruang luar dapat pula memiliki fungsi sosial.

Panas matahari siang akan masuk ke dalam rumah, bila jendela dibuka, tapi hal tersebut tidak akan terjadi bila sekitar rumah banyak ditumbuhi pohon. Hal ini terjadi di halaman depan rumah nenek.

Sebuah pohon jambu yang cukup besar, berdiri di depan beranda. Bila musim kembang tiba, hamparan hijau rumput peking hampir tertutup dengan rambut kembang jambu.

Terlihat sangat indah, dengan warna merah muda, saya biasa menyebutnya jambon. Di kanan dan kiri pohon terbut berdiri pohon sirsak dan pohon srikaya yang rajin berbuah. Meskipun tidak seteduh pohon jambu tapi pohon ini cukup membuat hijau beranda pada siang hari, (walaupun kami jarang menikmati beranda pada siang hari).

Berbeda sekali dengan rumah yang saya tempati saat ini, beranda kecil di depan rumah, meskipun saya masih memiliki beranda yang cukup luas di belakang rumah, tapi nilai sosialnya menjadi berkurang. Beranda depan hanya untuk ruang transisi sebelum masuk rumah.

Karena keterbatasan lahan, di depan beranda meskipun tidak ditanami tanaman besar tapi cukup hijau dengan tanaman rendah yang berdaun lebar dan beberapa tanaman hias berdaun lebar yang saya letakkan di dalam pot dan beberapa lagi saya gantung.

Tapi lumayanlah, ada keteduhan dan produksi O2 yang bisa kami nikmati di siang hari. Beberapa bagian halaman belakang, dibiarkan ditumbuhi rumput supaya air hujan masih dapat masuk ke dalam tanah.

Hanya ada satu pohon yang cukup besar memberikan kesejukkan pada rumah, pohon rambutan. Manfaat lain, bisa menikmati pada musim rambutan dan juga memberi keteduhan di beranda belakang rumah.

Jalur Evakuasi Kebakaran

Rumah tua itu memiliki jalur evakuasi kebakaran yang terletak di kanan dan kiri rumah, yang cukup lebar kurang lebih dua meter, maka atap rumah pun terpisah antara satu rumah dengan rumah lainnya. Jalur ini sebagai salah satu syarat dalam mendirikan rumah,

Tentunya selain untuk evakuasi, ternyata jalur tersebut dapat menjadi space untuk menghadirkan cahaya matahari masuk ke dalam rumah. Otomatis, setiap ruang memiliki minimal satu sisi yang berhubungan dengan ruang luar. Pencahayaan alami pada siang hari dapat 100 persen masuk ke dalam rumah dan ruangan tidak membutuhkan pencahayaan buatan pada siang hari.

Jendela Ganda

Jendela kaca dibiarkan berukuran besar yang dapat dibuka lebar-lebar pada siang hari. Udara segar begitu berlimpah masuk ke dalam ruangan, apalagi diatasnya diberi jalusi yang selalu terbuka 24 jam. Jalusi berupa lubang yang cukup untuk mengalirkan udara dan tersedia di atas pintu dan jendela.

Berbicara mengenai jendela, uniknya di setiap kamar minimal memiliki ukuran jendela ganda kira-kira berukuran 1,6 meter dengan tinggi minimal 1,6 meter. Artinya setiap jendela memiliki empat daun jendela, yaitu dua daun jendela krepyak dan dua daun jendela kaca.

Jendela ganda bisa dijadikan alternatif solusi hemat energi. Jendela krepyak untuk memasukkan udara segar sedangkan jendela kaca untuk memasukkan cahaya matahari. Bila pada malam hari jendela kaca bisa dibuka tetapi jendela krepyak ditutup, sehingga udara segar dapat tetap masuk ke dalam ruangan.

Untuk urusan nyamuk, solusi penggunaan kelambu bisa menjadi alternatif yang bagus. Setidaknya bisa lebih sehat, dibandingkan dengan penggunaan obat nyamuk.

Desain jendela dapat dijadikan contoh, supaya dapat mengoptimalkan cahaya matahari masuk ke dalam ruang dan tetap menghalau panasnya. Selain jendela harus terbuka, juga penggunaan pet yang cukup lebar agar panas matahari tidak masuk ke dalam rumah tapi cahaya dapat.

Model rumah minimalis sekarang, biasa menghadirkan tritisan atau pet pun jadi minimal(is). Desain pet atau tritisan seperti "malu-malu", dengan panjang pet yang sempit sehingga air hujan dan panas matahari masih leluasa mengenai daun jendela bahkan masuk ke dalam ruang. Panjang pet dan tinggi jendela saling berhubungan, semakin tinggi jendela maka dibutuhkan semakin panjang pet yang didesain.

Banyak manfaat yang dapat dipetik dari kehadiran jendela yang tepat, selain udara dapat masuk ke dalam ruang, dengan jendela terbuka dapat meminimalkan penggunaan kipas angin/AC dan lampu pada siang hari. Artinya energi dapat dihemat.

Ruang Hemat Energi

Ruang keluarga di rumah tua ini, tidak cukup spesifik. Sama seperti rumah lainnya, ruang keluarga pada rumah ini, tempat bercengkrama anggota keluarga sambil menonton televisi. Tapi setidaknya memiliki "nafas" kebersamaan yang bersahaja. Tidak memenangkan ego desainer tapi berlandaskan pada kepentingan penghuninya.

Teladan tersebut yang dapat diambil pada desain masa kini, kehadiran ruang keluarga yang aman dan nyaman untuk seluruh anggota keluarga dengan konsep keterbukaan dapat menghemat energi. Sesuai dengan namanya ruang keluarga artinya ruang yang dapat menampung seluruh aktivitas keluarga.

Selain untuk bercengkrama sesama anggota keluarga, ruang keluarga juga tempat melakukan aktivitas berbeda secara bersamaan, seperti belajar. Peraturan yang harus dipatuhi bersama untuk menggunakan ruang keluarga dapat diberlakukan. Cukup satu televisi pada ruang keluarga yang akan digunakan secara bersamaan dan bergantian.

Kehadiran ruang belajar bersama yang berada di ruang keluarga, selain untuk belajar toleransi juga disiplin diri. Konsep kebersamaan diterapkan dengan menghadirkan cukup satu komputer pada satu ruang belajar satu yang cukup besar. Ruang tidur hanya digunakan untuk tidur saja, sehingga penghematan penggunaan listrik untuk AC dan lampu.

Penggunaan warna cat yang terang untuk membantu pencahayaan dalam ruang. Setiap ruang memiliki syarat yang sama yaitu nyaman dan sehat. Pemilihan furniture yang sesuai fungsi dan ukurannya menjadikan ruang terasa nyaman.

Satu ruang yang membangkitkan memori saya adalah dapur. Bukan dapur yang canggih dan mewah, tapi dapur di belakang dan agak terpisah dari rumah, artinya udara bebas dapat berhubungan langsung dengan dapur.

Dapur dengan "amben" yang cukup luas dan ruang berkisi-kisi yang menghubungkan antara dapur dan kolam samping rumah. Pada siang hari, dapur ini tidak menggunakan pencahayaan buatan, asli pakai pencahayaan alami.

Meskipun sederhana, dinding dari papan, ruang makan pun langsung berhubungan dengan kolam yang berpulau pohon jeruk nipis. Udara segar dapat leluasa masuk melalui kisi-kisi kayu.

Meskipun hidup di jaman sekarang, tapi teladan yang dapat diambil dari desain rumah nenek bisa diterapkan.



Sumber :    www.property.okezone.com/refleksi-arsitektur-rumah-tua-untuk-rumah-masa-kini

Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar